Neobux

Thursday, June 10, 2004

Logika vs Perasaan

Perempuan bilang, lelaki terlalu mementingkan logika, realistis, sistematis, materialis!
Lelaki bilang, perempuan cuma bisa nangis tanpa sebab, terlalu banyak menuruti perasaan, maunya selalu diperhatikan.
Perempuan bilang, lelaki itu ceroboh, urakan, suka berantakan, nggak memperhatikan penampilan, jorok, kotor.
Lelaki bilang, perempuan itu segala macamnya ribet, terlalu banyak aturan, suka memperbesar masalah. Mau pergi makan aja dandannya sejam!

Wednesday, June 09, 2004

The Boring Djokdja

Selasa Pagi,
'Ciwan.. wake up! ayo berangkat,'
heuh....ternyata sudah jam 5.40 pagi. Itu berarti aku cuma punya waktu 20 menit lagi untuk bersiap. Dan..brr...dinginnya air disini takkan kutemui di Jakarta sana. Jam 6 lebih, aku sudah tersaruk-saruk menjinjing travell bag besar tanpa minum teh hangat seperti pagi biasanya.
Bis penuh dengan anak sekolah. Obrolanku dengan kakak hanya sepatah dua saja. Rasanya jadi malas bicara kalau bis penuh seperti ini. Hingga sampai agen bis ke Djokdja, aku turun, membiarkan kakakku kerepotan dengan travel bag dan kakinya yang masih luka karena kecelakaan kemarin.
Ternyata butuh waktu sekitar 20 menit untuk menunggu bis datang. Aku cuma terbengong-bengong saja sambil menghabiskan rokok terakhir. Ketika bis akhirnya datang, aku sudah cukup punya alasan untuk segera tidur lagi selama perjalanan.
Dengan Walkman di kuping dan kepala yang terus terpejam, Djokdja rasanya begitu dekat.

Selasa Siang,
Yang pertama terlihat adalah Agung dengan rambut barunya. Lalu Indra, lalu Rio, lalu beberapa anak kos baru yang aku sama sekali tak tahu.
Sekian menit kemudian, selembar kartu voucher pulsa IM3 dan sebungkus nasi padang siap dihadapan.
'Lah piye iki, kok ra iso sms?' teriakku.
di layar ponsel cuma tertera "Message failed. Saved in unsent"
Lalu setelah berkali-kali dicoba, muncul tulisan "SMS Barred. Saved in unsent" Kok bisa? Kenapa? Segera aku telepon ke CCO nya IM3, dan mencobanya berkali-kali sampai akhirnya tersambung.
'Mas tunggu aja, nanti coba lagi setelah dua jam ya.'
Waks !!.. 2 jam?? Ini jam 2 siang, berarti nanti jadi jam 4. OK deh. Sekitar jam 4.30 aku coba kirim sms lagi, ternyata belum jadi juga. Kenapa ya?

Gadis manis itu lewat di depan Gajah60. Kacamatanya selalu menarik perhatian. Aku mencegatnya ketika dia lewat lagi.
'Kok disini? Datang kapan?'
Dia memberi nomor ponselnya sambil menjawab berondongan pertanyaanku. Dia memberiku senyum.

Selasa Sore,
Sebuah kopi dengan krim tersuguh di meja. Getar rel terlindas kereta terasa dikakiku. Twins Donut Stasiun Djokdja berganti penampilan. Bungkus Sachet gula nya juga beda. Berapa lama aku tak kemari? Entahlah.
Kereta PRAMEKS terakhir dari Solo datang juga. Hanya sedikit yang turun di stasiun Djokdja, dan dimana dia? Hingga PRAMEKS pulang ke Solo, teman dari #gejolak itu ternyata tak ada. Dia salah turun atau mencoba menjadi penipu?
Ponselku masih juga belum bisa mengirim SMS. Kutelepon lagi CCO.
'Mbak... kenapa belum bisa juga??'
'Mohon tunggu sebentar ya pak. Terima kasih sudah menunggu bapak, ini akan kami coba reset dari sini, bapak bisa mencobanya dua jam kedepan.'
HAH! 2 jam lagi? ck ck ck

Selasa Malam,
Teman dari #gejolak itu ternyata sama sekali tidak menghubungi nomor ponselku. Bayangan ke Hugo's akhirnya lenyap. Ya sudah.
Akhirnya aku bisa kirim SMS lagi di jam 9 kurang sedikit. Sialan. Dan Gadis berkacamata itulah yang pertama kali kukirimi SMS.
'Wo..nongkrong jalan solo, cari makan. Aku lapar'
Dan sekarang, terkaparlah aku di warnet, membenahi weblog dengan bantuan pak Astho 'ass4ssin'. Thanks Pak.

Djokdja rasanya sudah begitu berbeda. ffffffhhhh............

Monday, June 07, 2004

Kabar Kabur Kanginan

Biasanya kalau ada pertanyaan: Apa kabarnya?
jawaban yang keluar pertama kali pada umumnya adalah: Kabar baik.
Lalu setelahnya, bisa jadi muncul keluhan, kegalauan hati dikeluarkan. Bisa jadi juga hanya diam saja, mengendapkannya dengan alasan satu dan lain hal.

Begitulah, dengan wajah sumringah beberapa teman yang sudah lama tak bertemu menyapa dengan riang dan menanyakan: Apa kabar? Sekarang dimana?
Nah... pertanyaan "Sekarang dimana?" itu bukankah sangat rancu? Karena tentu saja si penanya dan obyek yang ditanyai tahu persis sekarang ada dimana mereka berada. Namun keduanya pun mafhum kalau pertanyaan "Sekarang dimana?" bermakna 'tinggal dimana sekarang?' dan atau 'bekerja dimana?'. Lalu pertanyaan singkat itu terjawab dengan jawaban singkat pula tapi bisa memancing begitu banyak pertanyaan lanjutan.
Aku sendiri biasanya menjawabnya dengan nada gurau. Mengingatkannya atas pertanyaan bodoh itu, dan menghindar untuk mengeluarkan jawaban yang sesungguhnya diinginkan. What for? Lagipula pertanyaan itu biasanya hanyalah basa-basi saja.

Teman yang kabarnya baru diangkat jadi PemRed di Tabloid -yang aku beli gara-gara penasaran tulisan dia itu- tempatnya bekerja itu bertanya: Kenapa resign?
Aku jawab: Bekerja tanpa senyum bukankah sangat menyedihkan?
==>edited: Ternyata kabar burung saja kenaikan jabatannya ya atta, tapi semoga besok2 kesampean deh<==
Maka aku berdoa kepada Pencipta yang agung, Semoga aku dapat tersenyum dengan sungguh-sungguh dipekerjaan baru ini. Semoga aku bisa melakukan keinginan dan impian yang begitu lama terpendam. Semoga aku bisa mulai mengumpulkan CD GrandFunk RailRoad yang lagu-lagunya baru kudengar di 97.05 fm itu. Amin