Neobux

Tuesday, August 31, 2004

Memilih warna

Sekali lagi aku membongkar-pasang tampilan weblog ini. Niatan awal adalah mengganti tampilan weblog sekalian dengan URL baru, tapi rasanya terlalu sayang menghapuskan nama rawins yang kupakai untuk alamat dua email di dua penyedia layanan gratis yang berbeda.

Dengan tergagap aku mengambil template yang disediakan blogger.com dan mencoba mengutak-atik secara offline sejak sabtu lalu. Yang paling menyebalkan setiap kali mengganti tampilan weblog adalah: aku selalu kesulitan memilih warna! Satu waktu ventri pernah mengejekku soal ini. Aku pernah memasang warna hijau, lalu kuganti dengan biru langit, lalu akhirnya memilih putih. Netral dan tidak neko-neko. Dulu pernah juga beberapa kali aku mencoba menjawab pertanyaan psikotes di majalah remaja, persoalan yang selalu muncul adalah kebingungan menjawab pertanyaan: Apa warna favoritmu?

Kemarin sempat pula mendownload pilihan warna dari sini dan menanyakannya ke beberapa teman warna mana yang kira-kira cocok untuk tampilan weblog. Tapi pada akhirnya tetap saja aku kebingungan. Mereka memilih warna-warna yang bagus, tapi aku tidak melihatnya sebagai warna yang pantas ditampilkan.
Sebenarnya yang jadi masalah itu apa? aku sendiri tak tahu. Kupikir mataku masih cukup sehat, aku tak memakai kacamata, dan aku tidak buta warna. Apakah aku terlalu memilih, atau terlalu bersemangat menjadikan weblog ini tampil beda?

Lewat sms aku minta seorang teman lama untuk memilihkan warna. Setelah menunggu berjam-jam akhirnya sms balasan datang, tapi bukan berisi saran warna apa yang ditunjuk malah dia mengomentari apa yang sudah kutulis di weblog. Ndak pa pa... mungkin dia butuh waktu juga untuk mencari warna yang tepat.

Wednesday, August 18, 2004

Merdeka ?

Apa itu Merdeka?
apa memang benar, Indonesia sudah merdeka?

Apakah anda sudah menjadi manusia yang merdeka?

Freedom for choice, choice for freedom

Monday, August 09, 2004

Murid Sejati, Sejatine Murid

Dhasaring wong ngudi kawruh pawitane ngandel dhisik, marang para leluhurira ingkang bisa apeparing pepadhang, dununge marga benere lakuning urip.
Wis jamake wong sinau ngudi undhake pangerti, ya kudu wani kangelan terkadang kelangan duwit, kalamun emoh rekasa nora perlu mlebu murid.