Aduh, itu bukan suara kentut. Bukan juga suara lokomotif kereta. Tapi saya ingin cerita soal betapa para penyedia jaringan telepon selular sekarang berlomba-lomba mencari untung dengan mengganti nada tunggu konvensional yang terdengar tuuut...tuuut.. itu dengan lagu lagu kesukaan. Mereka kasih istilah juga macam-macam.
Dulu, pertama kali saya menelepon teman yang memakai layanan itu, sempat kaget juga. Khawatirnya masuk voice mailbox. Eh ternyata itu nada tunggu. hikz.
Sepertinya bagi para penyedia layanan jaringan telepon itu, bisnis nada tunggu memang sangat menuai untung. Buktinya, mereka gencar sekali melakukan promosi. Dengan banner; iklan di majalah, koran, tabloid; iklan di televisi; spanduk, baliho; dan bla bla lainnya yang saya tidak sempat meriset satu persatu. Berapa biaya untuk promosi besar-besaran seperti itu? Dan tentu saja, membayar para konsultan iklan yang dari hasil kerja mereka, kita para pengguna telepon selular pun termakan bujuk rayuan.
Hasil pengamatan yang saya lakukan sekilas, ada beberapa alasan orang menggunakan layanan mengganti nada tunggu konvensional dengan lagu kesukaan:
1. Suka mengikuti perkembangan teknologi
2. Bosan mendengar nada tunggu konvensional yang biasa terdengar, jadi tidak ingin orang lain yang menelepon dia juga ikut-ikutan bosan
3. Iseng saja ikutan trend terkini
4. Awalnya males ikut-ikutan, tapi ternyata ada lagu kesukaan yang terpilih jadi nada tunggu
5. ......
6. ......
Nomor 5 dan 6 silahkan diisi ^_^.
Konyolnya, satu waktu di perjalanan dari Semarang, orang di sebelah saya mendapat missed call dari adiknya, yang ternyata hanya ingin mendengar lagu yang jadi nada tunggu. Wah... indikasinya, lama-lama orang menghubungi telepon selular teman atau siapapun itu, hanya untuk mendengar lagu. Seperti request di radio saja.
Lama-lama, saya jadi ikutan tertarik pakai layanan nada tunggu itu. Sayangnya kok tidak ada lagu yang lumayan pas ya? <-- wahahahha... ikutan kena rayuan iklan!
No comments:
Post a Comment