Biasanya kalau ada pertanyaan: Apa kabarnya?
jawaban yang keluar pertama kali pada umumnya adalah: Kabar baik.
Lalu setelahnya, bisa jadi muncul keluhan, kegalauan hati dikeluarkan. Bisa jadi juga hanya diam saja, mengendapkannya dengan alasan satu dan lain hal.
Begitulah, dengan wajah sumringah beberapa teman yang sudah lama tak bertemu menyapa dengan riang dan menanyakan: Apa kabar? Sekarang dimana?
Nah... pertanyaan "Sekarang dimana?" itu bukankah sangat rancu? Karena tentu saja si penanya dan obyek yang ditanyai tahu persis sekarang ada dimana mereka berada. Namun keduanya pun mafhum kalau pertanyaan "Sekarang dimana?" bermakna 'tinggal dimana sekarang?' dan atau 'bekerja dimana?'. Lalu pertanyaan singkat itu terjawab dengan jawaban singkat pula tapi bisa memancing begitu banyak pertanyaan lanjutan.
Aku sendiri biasanya menjawabnya dengan nada gurau. Mengingatkannya atas pertanyaan bodoh itu, dan menghindar untuk mengeluarkan jawaban yang sesungguhnya diinginkan. What for? Lagipula pertanyaan itu biasanya hanyalah basa-basi saja.
Teman yang kabarnya baru diangkat jadi PemRed di Tabloid -yang aku beli gara-gara penasaran tulisan dia itu- tempatnya bekerja itu bertanya: Kenapa resign?
Aku jawab: Bekerja tanpa senyum bukankah sangat menyedihkan?
==>edited: Ternyata kabar burung saja kenaikan jabatannya ya atta, tapi semoga besok2 kesampean deh<==
Maka aku berdoa kepada Pencipta yang agung, Semoga aku dapat tersenyum dengan sungguh-sungguh dipekerjaan baru ini. Semoga aku bisa melakukan keinginan dan impian yang begitu lama terpendam. Semoga aku bisa mulai mengumpulkan CD GrandFunk RailRoad yang lagu-lagunya baru kudengar di 97.05 fm itu. Amin
No comments:
Post a Comment