Neobux

Saturday, February 04, 2006

hati-hati kalau bicara !!

stop talkin'
Mulutmu harimaumu.
Celaka kalau tidak bisa mengontrol ucapan yang keluar dari mulut. Karena orang yang mendengar belum tentu menerima apa maksud yang ingin kita sampaikan. Subyektifitas menciptakan persepsi sendiri. Maka hati-hati kalau bicara!

Sialnya, beberapa minggu terakhir ini saya sekarang rasanya sedang terus saja salah bicara. Maksudnya sih baik. Ngomong baik, dengan maksud baik. Tapi ternyata diterima dengan tidak baik, dan menjadikan hal-hal yang terjadi ikut-ikutan tidak baik. Dan semuanya menjadi buruk. Menyedihkan sekali.

Apa mungkin memang saya butuh pergi ke ahli kejiwaan ya?? Siapa tahu ternyata kondisi kejiwaan saya saat ini sedang sangat kritis. Karena apa yang terlintas di otak sebagai hal baik, ternyata keluar di mulut dengan buruk. Ibaratnya, di otak menggambar malaikat dengan sepasang sayap lembut di punggung, ternyata begitu keluar lewat mulut dan tangan, menjadi iblis yang membawa senjata trisula, bermuka merah padam, punya taring dan kuping yang menjulur keatas. Bukankah ini sudah kebolak-balik?

Dengan kondisi seperti ini, rasanya ingin menjahit mulut sendiri seperti yang dilakukan para demonstran kasus SUTET. Bedanya, kalau mereka menjahit mulut agar irit makan, kalau saya menjahit mulut, agar irit bicara. Bicara, sekarang menjadi aktifitas yang mengerikan.
Tapi ini juga berbahaya. Melakukan aksi diam berarti membuka peluang untuk menderita stress dan depresi lebih besar. Wah...

Sebenarnya saya sudah berusaha untuk mencari apa yang rusak dan memperbaikinya. Tapi kok belum juga berhasil ya?? Bicara saya malah diterima orang secara lebih ngelantur. Padahal saya sama sekali tidak bermaksud untuk ngelantur.

Sialnya lagi, ketika saya memilih diam, saya pun salah. Dituduh yang tidak-tidak dan seperti mengamini peribahasa "Diam adalah Emas". Serba salah pokoknya.

Meski demikian, saya selalu berusaha untuk menjadi lebih baik, tidak lagi salah bicara. Saat ini, usaha yang saya lakukan adalah, banyak menulisi dinding kamar dengan tulisan :

B I C A R A = M A T I !!!

Dan bukan cuma di dinding kamar. Saya juga menulis kalimat serupa di tangan, pergelangan, dada, perut, paha, kaki. Bahkan di jidat.

Begitulah. Saya mencoba untuk berbicara dengan baik dan benar. Agar apa yang saya bicarakan diterima dengan maksud yang sama seperti apa yang saya inginkan. Dan bicara saya tidak menjadikan saya susah.

No comments:

Post a Comment