Tetapi inilah dunia. Tak pernah ada sesuatu yang kekal kecuali kekekalan itu sendiri.
Seseorang yang tadinya penuh hangat bersahabat menjadi bersekutu dengan kebencian dan kedendaman yang amat sangat. Tentu lah itu tak muncul dengan sendirinya. Ia telah begitu tersakiti begitu mendalam oleh seseorang lain yang sedulunya ia sebut kawan senasib sepenanggungan.
Orang yang tersakiti ini akhirnya berdoa kepada Si Penguasa Kehidupan dan Kematian agar ia diberi kesempatan untuk membalas dendam kepada bekas kawannya ini. Ia berdoa kepada Si Penguasa Kehidupan dan Kematian agar orang yang menyakitinya itu dapat pula merasakan sakit seperti yang telah ia timpa.
Si Penguasa Kehidupan dan Kematian itu ternyata benar mendengar apa yang sudah didoakan. Ia memberi balasan dengan menghancurkan kehidupan keluarga si orang yang telah berperilaku begitu menyakitkan itu, menimbulkan huru-hara yang tak pernah berhenti hingga si orang yang telah berperilaku begitu menyakitkan itu menjadi sengsara, hidupnya begitu berantakan.
Maka tiba saatnya kematian datang. Dan lalu bertahun-tahun kemudian si orang yang telah berperilaku begitu menyakitkan itu terlahirkan kembali dalam wujud seekor anjing.
Begitu pula dengan orang yang tersakiti itu. Ia dijemput oleh kematian pula hingga akhirnya terlahir kembali sebagai seekor burung.
Sebuah dendam tidak akan pernah mati.
Atas kehendak Si Penguasa Kehidupan dan Kematian, mereka masing-masing mendapat berkah untuk saling mengenali satu sama lain seperti sebelum mereka berubah wujud menjadi binatang. Tapi akankah mereka bertemu apabila bukan karena kekuatan angin yang begitu dahsyat yang menyeret burung bergerak ke dataran dimana si anjing itu berdiam, Karena di udara lah burung mengarung hidupnya, dan di darat lah anjing terus mengais mencari sisa belulang dan serpih daging yang terbuang.
Hingga satu saat dimana anjing itu melihat bahwa si burung tengah bertengger di dahan pohon. Lalu ia mencoba memanggilnya, selayaknya seorang teman lama bertemu dengan karib yang tak pernah ia temui bertahun-tahun sudah. Dan burung mengerti, memahami kalau anjing itu adalah seorang yang telah berperilaku begitu menyakitkan di kehidupan sebelumnya.
:Hai burung kawan lamaku, kemarilah. Aku mempunyai makanan lezat yang dapat kita makan bersama. Ayo kita berbagi, tapi sebelumnya aku minta bantuanmu dulu .
:Apa makanannya? aku sama sekali tak melihatnya. Lagipula, bantuan apa yang kau harapkan?
Lalu dengan begitu meyakinkan dan mengesankan, si anjing menjelaskan kepada burung betapa ia melihat sebungkus makanan lezat yang terikat dan tergantung ke sebuah cabang pohon. Anjing ini tak mampu untuk menjangkau nya hingga ia membutuhkan bantuan burung agar dapat menarik sedikit talinya ke bawah. Hingga akhirnya cukup jarak untuk anjing itu meloncat dan meraih dan menerkam bungkusan itu. Anjing itu menawarkan bungkusan makanan itu untuk dibagi dan dimakan bersama.
Rayuannya begitu mengesankan. Tawarannya begitu menggiurkan. Burung pun menjadi ragu dan bertanya-tanya, apakah yang mesti ia lakukan. Ia ingat betul tatkala pada kehidupan sebelumnya, orang yang saat ini menjadi anjing itu telah begitu melukai nya. Dan sekarang, apakah ia memang benar telah insyaf, lalu mencoba menebus kesalahannya? atau ini semua hanya tipu daya belaka?
bagaimana kira-kira yang akan dilakukan oleh burung itu?
No comments:
Post a Comment